A.
Konsep Teori Belajar Pemrosesan Informasi
Teori
belajar pemrosesan informasi/ sibernetik merupakan
teori belajar yang relatif baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya. Menurut
teori sibernetik, "belajar" adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih
mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana
proses belajar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi dari
pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu
jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar
sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Asumsi teori belajar sibernetik (Lusiana, 1992):
- Antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
- Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk atau pun isinya.
- Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas terbatas.
Sekilas, teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting
dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi
yang diproses. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Asumsi lain dari
teori pemrosesan ini adalah bahwa tidak
ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan cocok untuk
semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh
seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama itu
mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Pemrosesan informasi menurut Pressley, (1990):
Pertama-tama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ
sensorisnya (mata, telinga, hidung, dan sebagainya). Beberapa informasi
disaring (diabaikan) pada tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan ke
dalam ingatan jangka pendek (kesadaran). Ingatan jangka pendek mempunyai
kapasitas pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus
diproses sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika
tidak akan lenyap dengan cepat. Bila diproses, informasi dari ingatan jangka
pendek (short-term memory) dapat ditransfer ke dalam ingatan jangka panjang
(long-term memory). Ingatan jangka panjang (long-term memory) merupakan hal
penting dalam proses belajar. Menurut Anderson (dalam Pressley, 1990), tempat
penyimpanan jangka panjang mengandung informasi faktual (disebut pengetahuan
deklaratif) dan informasi mengenai bagaimana cara mengerjakan sesuatu (disebut
pengetahuan prosedural).
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan
perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1. Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR) merupakan sel
tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi
ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan
informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working
Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh
individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya
mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi
dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas
disamping melakukan pengulangan.
3. Long Term Memory (LTM)
Long Term
Memory (LTM) diasumsikan:
a) berisi
semua pengetahuan yan telah dimiliki individu,
b)
mempunyai kapasitas tidak terbatas,
c) sekali
informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Proses pengolahan informasi
dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti
dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan
kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses
penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan
inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang
diinginkan diperoleh.
B. Penerapan Teori Belajar Pemrosesan Informasi dalam Desain Pesan Pembelajaran
Teori
belajar pemrosesan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang
mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati
secara langsung dan kemampuannya berubah pada situasi tertentu. Desain
pesan pembelajaran perlu adanya media untuk menyajikan informasi. Kemampuan
sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses
informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau
auditorial. Misalnya media audiovisual yang digunakan untuk menyampaikan materi dirancang sebaik mungkin agar lebih mudah
dipahami oleh penerima informasi. Sebenarnya
istilah desain pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi
dari sebuah pola tanda yang memungkinkan
untuk mengkondisi pemerolehan informasi.
Jadi, dalam penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru akan bermakna jika informasi yang diterima
diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang
berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan.
Tujuh rumpun model pemrosesan
informasi, yaitu:
1. Model
berfikir induktif, dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan
penalaran akademik, atau pembentukan teori.
2. Model
latihan inkuiri, dirancang untuk menghadapi penalaran
kausal dan untuk lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep dan hipotesis.
3. Inkuiri
ilmiah, dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi
juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain.
4. Pencapaian
konsep, dirancang untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk
perkembangan dan analisis konsep.
5. Model
penata lanjutan, dirancang untuk
meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan
mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.
6. Memori,
dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
7. Sinektik,
dirancang untuk perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah
kreatif
Manfaat teori pemrosesan informasi
antara lain :
- Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah
- Menjadikan strategi pembelajaran yang berorientasi pada proses lebih menonjol
- Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
- perbedaan individual terlayani
DAFTAR REFERENSI
Asri Budingsih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
FIP UNY
_____________.
2003. Desain Pesan Pembelajaran.
Yogyakarta: FIP UNY
Agus Wedi.
2011. Diakses dari http://aguswedi.blogspot.com/2011/11/makalah-tugas-teori-sibernetik/,
pada tanggal 1 Maret 2012
Arjuna. 2011. Diakses dari http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/12/01/teori-pemrosesan-informasi-sibenrnetik/, pada tanggal 1 Maret 2012
I
Gede Wawan Sudhata. 2012. Diakses dari http://www.undiksha.ac.id/e-learning/ staff/images/img_info/4/12-548.pdf, pada tanggal 1 Maret 2012
Zulkifli. 2011,
diakses dari http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/, pada tanggal 1 Maret 2012
0 komentar:
Posting Komentar