Pages

Senin, 09 Desember 2013

TEORI KOMUNIKASI, SEBAGAI ACUAN DALAM DESAIN PESAN PEMBELAJARAN



A.   Pengertian, Bentuk, dan Tujuan Komunikasi
Komuniksai mengandung pengertian memberitahukan dan menyebarkan informasi, pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi orang lain agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama antara orang yang menyampaikan informasi (komunikator) dan orang yang menerima komunikasi (komunikan).
Komunikasi sebagai proses dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses primer dan proses sekunder. Proses primer merupakan proses komunikasi langsung yaitu tanpa menggunakan alat atau media massa yang dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan (receiver). Dalam proses primer, komunikasi dapat berbentuk bahan, gerakan-gerakan yang mempunyai arti khusus, dan aba-aba. Sedangkan proses sekunder, orang menggunakan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan ataupun untuk mengatasi berbagi macam hambatan yang dapat menghalangi berlangsungnya proses primer seperti hambatan geografis.
Dalam komunikasi adapula pengertian komunikasi langsung dan komuikasi tidak langsung. Komunikasi langsung adalah komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan media atau alat perantara. Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi dengan menggunakan media atau alat perantara
Komunikasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu komunikasi verbal dan non verbal:
a.       Verbal
Istilah verbal dalam kamus bahasa indonesia adalah lisan, maksudnya komunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal ialah ”Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan”.
Sedangkan dalam ilmu komunikasi menyatakan bahwa istilah komunikasi verbal yaitu proses penyampaian informasi berupa lisan dan tulisan. Hal ini sependapat dengan Drs. PC Bambang Herimanto, MM bahwa: ”Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan dan maupun lisan”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
b.      Non verbal
Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat informasi atau pesan disampaikan melalui komunikasi non verbal, misalnya tanda-tanda lalu lintas, poster bergambar, dan tanda-tanda lain yang sering dipakai seseorang.
Menurut Brokks dalam bukunya “Speech Communication” memberikan jenis-jenis komunikasi sebagai berikut :
1.      Para Bahasa (para-language)
Terdapat informasi dalam kata-kata yang sering diucapkan misalnya dalam nada suara, dalam penekanan pada kata-kata tertentu, ketika memberikan saat-saat berhenti dalam kalimat
2.      Bahasa tanda (sign language)
Bahasa tanda meliputi semua bentuk kodifikasi yang dapat menggantikan penggunaan bilangan, pemberian tanda baca, dan kata-kata.
3.      Bahasa perbuatan (action language)
Bahasa perbuatan meliputi semua isyarat, ekspresi muka (wajah), dan gerakan-gerakan yang tidak digunakan secara khusus untuk menggantikan kata-kata. Bahasa perbuatan ini dibedakan kedalam dua macam yaitu perbuatan ekspresif yang tidak bertujuan dan perubatan purposive yang bertujuan. Perbuatan isyarat bertujuan untuk menjelaskan, untuk menekankan, menyatakan konsep-konsep yang abstrak. Perbuatan ekpresif menunjukkan keadaan pribai atau emosional, seperti ketakutan, kemarahan, kegembiraan, kegelisahan, dan keadaan-keadaan emosional lainnya.
4.      Bahasa objek atau benda (object language)
Bahasa benda berupa benda-benda tertentu yang mengandung arti seperti baju, dekorasi ruangan, potongan rambut, cincin kawin dan sebagainya. Kita dapat menarik kesimpulan tentang macam bagaimana diri seseorang berdasrkan sepatu yang dipakainya, baju yang dipakainya, cirri potongan rambutnya dan sebagainya.
5.      Komunikasi taktil (tactil communication)
Komunikasi taktil adalah komunikasi melalui rabaan, suatu cara komunikasi yang paling awal dan elementer dari organism manusia. Komunikasi taktil juga merupakan cara yang paling utama untuk mengorientasikan dirinya kepada dunia dalam organism yang hidup didalam tanah, dalam dunia ikan, dan juga banyak pada jenis reptil. Melalui kontak atau komunikasi taktil (rabaan, sentuhan) dapat mengkomunikasikan hal-hal yang berubungan dengan pemberian kasih sayang, pernyataan penerimaan, pemberian dorongan, membangkitkan rasa percaya diri sendiri, dan sebagainya pada diri anak-anak. Melalui pengalaman-pengalaman taktil dalam kehidupan awal anak-anak, mereka belajar komunikasi, kemudian berangsur-angsur mereka memperluas komunikasi pada saat mengembangkan kemampuan untuk persepsi sensoris lainnya. Dasar-dasar untuk jenis-jenis komunikasi, baik vebal maupun non verbal adalah komunikasi taktil ini.
6.      Ruangan dan Waktu
Ahli antrhopologi yang bernama Edward T. Hall dalam bukunya “Silent Language” mengemukakan bahwa kebudayaan mengembangkan arti-arti tertentu yang berhubungan dengan jarak atau ruang, dan juga arti-arti tertentu yang berhubungan dengan waktu.
c.         Tujuan komunikasi
Aristoteles mendefinisikan tujuan komunikasi adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandangan pembicara (komunikator).
Tujuan pokok komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain atau mempengaruhi lungkungan fisik di mana seseorang tinggal, dan menjadikan dirinya sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan tinggalnya menjadi sesuatu yang di inginkan.
B.   Unsur dan Model-Model Komunikasi
Dalam setiap situasi ada unsur-unsur yang berbeda yang terkandung di dalamnya. Dalam setiap situasi komunikasi dapat dianalisis unsur-unsur apa yang terdapat di dalamnya. Analisis tentang unsur-unsur tersebut dan bagaimana menghubungkan unsur-unsur tersebut satu sama lain. Dalam setiap komunikasi dapat analisis adanya unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Siapa saja yang berkomunikasi (sumber)
b.      Mengapa ia berkomunikasi (tujuan)
c.       Kepada siapa ia berkomunikasi (penerima)
d.      Apa yang ia komunikasikan (pesan)
e.  Sarana komunikasi apa yang digunakan, sehingga pesan dapat diterima oleh penerima (saluran)
Dalam bukunya yang berjudul Rhetorica, aristoteles mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai tiga unsur penting yaitu pembicara, apa yang dibicarakan, dan penerima. Ketiga hal tersebut penting dalam komunikasi, sehingga kajian tentang proses komunikasi yang berhubungan dengan tiga hal pokok ini, yaitu
1.      Orang yang berbicara
2.      Apa yang dibicarakan
3.      Orang yang mendengarkan.
Shanon dan Weaver mengatakan bahwa unsur-unsur dalam komunikasi meliputi:
1.      Sumber
2.      Pemancar atau transmitter
3.      Signal
4.      Penerima
5.      Tujuan atau destinasi
Dalam  model Shanon dan Weaver masih ada unsur satu lagi yang perlu ditambahkan yaitu “noise” atau gangguan yang dapat terjadi dimana saja dalam proses komuikasi. Gangguan dapat berupa fisik, fisiologis, psikologis. Contoh gangguan dalam komunikasi manusia misalnya ucapan – ucapan yang biasa diucapkan oleh komunikator secara berlebih seperti “anu”, “ah”, “ee”, dan sebagainya. Artikulasi yang tidak sempurna dari sumber, suara sumber yang sangat lemah, lingkungan yang tidak nyaman, dan sebagainya.
Ada satu unsur lain yang penting dalam proses komunikasi yaitu umpan balik (feedback), namun tidak terdapat dalam model Shanon dan Weaver. Umpan balik adalah bagian atau unsur  integral dalam komunikasi yang memungkinkan pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses tidaknya usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak penerima.
Model komunikasi yang dikemukakan oleh David K.Berlo dalam bukunya The Process of Communication. Dapat dikatakan bahwa semua komunikasi manusia mempunyai sumber, yaitu seorang atau sekelompok manusia dengan suatu maksud atau tujuan tertentu untuk melaksanakan komunikasi. Setelah adanya sumber yang mempunyai gagasan, maksud atau tujuan tertentu untuk berkomunikasi, diperlukan unsur yang kedua. Tujuan sumber harus dinyatakan dalam bentuk pesan. Dalam komunikasi, pesan adalah tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk fisik berupa terjemahan gagasan, maksud, dan tujuan ke dalam suatu sandi atau kode, yaitu suatu rangkaian symbol yang sistematis.
Unsur yang ketiga yaitu penyandi atau encoder. Penyandi dalam komunikasi bertanggung jawab untuk mengambil gagasan sumber dan menterjemahkannya ke dalam bentuk sandi atau kode. Dengan demikian maksud sumber dapat dinyatakan dalam bentuk pesan melalui  kode tersebut.
Unsur yang keempat dalam proses komunikasi adalah saluran yang berfungsi sebagai penyampai pesan. Pemilihan saluran merupakan suatu langkah agar komunikasi efektif. Unsur kelima agar terjadi proses komunikasi adalah seseorang yang berada pada ujung lain dari saluran, yaitu seseorang yang mendengarkan bila sumber berbicara, seseorang yang membaca bila sumber menulis. Dengan demikian, perlu adanya penerima komunikasi, atau sasaran dalam proses komunikasi, agar kegiatan komunikasi dapat berlangsung.
Sama halnya sumber memerlukan penyandi (encoder) untuk menterjemahkan maksud, gagasn dan tujuan ke dalam pesan dengan menggunakan kode atau lambang tertentu (kegiatan ini disebut “encoding”), maka demikian penerima memerlukan pembuka sandi (decoder) untuk menterjemahkan kembali, untuk membuka sandi yang dikirimkan oleh sumber, sehingga penerima dapat menangkap pesan yang dikirim oleh sumber (kegiatan ini disebut “decoding”)
Dalam komunikasi antar pribadi, penyandi berupa serangkaian ketrampilan motorik yang dimiliki oleh sumber pesan, sedangkan pembukan sandi (decoder) merupakan ketrampilan sensorik yang dimiliki oleh penerima. Dengan demikian ada enam unsur penting dalam komunikasi menurut Berlo yaitu:
1.      Sumber komunikasi
2.      Penyandi (encoder)
3.      Pesan
4.      Saluran
5.      Pembuka sandi (decoder)
6.      Penerima komunikasi
Model komunikasi Berlo disebut model SMCR yaitu (Source Message Channel Receiver).
Agar komunikasi dapat mencapai tujuannya, baik Sumber maupun Penerima memerlukan empat hal, yaitu : ketrampilan berkomunikasi, sika, tingkatan pengetahuan dan posisinya di dalam system sosiokultural.
a.         Ketrampilan berkomunikasi
Ketrampilan yang diperlukan adalah dalam menyampaikan pesan, seperti menulis, dan berkloocakap-cakap. Dan ketrampilan yang diperlukan oleh penerima pesan adalah membaca, mendengar dan menyimak. Jadi ada ketrampilan yang berlaku dan penting untuk keduanya, baik bagi sumber maupun penerima pesan yaitu berfikir.
Ketrampilan berkomunikasi bagi sumber menentukan kecermatan dan keberhasilan berkomunikasi dalam dua hal yaitu, kemampuan untuk menganalisis maksud dan tujuan komunikasi dan kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan sebagai pernyataan dari maksud dan tujuannya. Maka dari itu, sumber perlu memiliki perbendaharaan bahasa yang memadai untuk menyatakan gagasan atau maksudnya.
b.         Sikap
Sikap sumber komunikasi sangat mempengaruhi terhadap tata cara dalam berkomunikasi. Sikapa dapat ditunjukkan sebagai sikap setuju,yaitu mendukug terhadap suatu obyek tertentu, dan sikp tidak mendukung yaitu tidak menyenangkan atau tidak sesuai terhadap hal tertentu.
Berlo mendeskripsikan sikap dalam hubungannya dengan proses komunikasi ke dalam tiga macam yaitu; (1) sikap terhadap dirinya sendiri, yaitu apakah sumberdan penerima mempunyai sikap positif atau negative terhadap dirinya sendiri. (2) sikap terhadap bahan atau materi yang disampaikan dan (3) sikap terhadap penerimannya (bagi sumber) atau sikap terhadap sumber (bagi penerima).
c.         Tingkatan pengetahuan
Kiranya sudah jelas jika dalam pengetahuan yang dimiliki sumber tentang pesan atau informasi yang disampaikan akan mempengaruhi pesan yang dikomunikasikan. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan efektif apabila dia tidak mengetahui hal-hal yang dia komunikasikan dengan baik. Sebaliknya, bila sumber terlalu ahli dalam bidang spesialisasinya, ada kemungkinan  dia juga akan membuat kesalahan, misalnya dalam hal menyampaikan pesan terlalu teknis, sehingga penerima sullit untuk menerima dan tidak dapat mengerti apa yang disampaikannya. Di pihak penerima juga berlaku hal yang sama. Ia tidak mengerti pesan yang disampaikan apabila penerima tidk mengetahui sama sekali tentang isi pesan yang disampaikan, dia akan sulit memahami pesan tersebut.
d.        System sosio-kultural
Tidak ada proses komunikasi yang bebas dari pengaruh system sosio-kultural. Baik sumber maupun penerima. Pengaruh sosio-kultural dapat berupa peranan yang dilaksanakan dalam system sosio-kulturalnya, fungsi yang harus dilaksanakan, diterima atau tidaknya dalam sistem sosio-kultural, serta harapan-harapan yang ingin dicapai. Selain dua unsur yang sudah dibahas yaitu sumber dan penerima, dalam model SMCR nya Berlo menjelaskan dua unsure lainnya yaitu pesan ( message ) dan saluran 9 channel ). Pesan oleh Berlo didefinisikan sebagai hasil fisik yang nyata dari sumber penyandi, misalnya apa yang diucapkan atau apa yang ditulis ketika menulis. Tiap pesan dapat diperinci sebagai berikut :
1.        Pesan disampaikan dengan menggunakan kode-kode tertentu, seperti bahasa sebagai kode yang terpenting dalam komunikasi.
2.        Isi pesan, yaitu berhubungan dengan materi yang disampaikan dengan maksud atau tujuan sumber.
3.        Pengolahan pesan, yaitu berhubungan dengan cara bagaimana sumber menyampaikan pesan.
Dalam model SCMR juga dapat dilihat bahwa setiap pesa mempunyai unsure dan struktur. Unsur dan struktur ini berjalan bersama- sama, atu tidak mungkin ada bila tidak ada yang lainnya. Hal ini sesuai dengan kenyatan bahwa apapun yang ada selalu menunjukkan adanya unsur dan struktur. Saluran dalam model  SCMR Berlo dihubungkan dengan lima alat indra manusia. Hal ini didasarkan kepada kenyataan bahwa dalm proses komunikasi, pesan tidak akan dapat dihubungkan dengan penerima bila tidak dapat ditangkap dengan alat indra penerima. Jadi saluran ini berfungsi menghubungkan antara sumber dan penerima, sehingga memungkinkan mereka berkomunikasi. 

C.   Prinsip Pokok dalam Komunikasi
Manusia adalah makhluk social artinya bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari manusia lainnya. Segala pengetahuan, ketrampilan, kemampuan yang dimilikinya, sebagian besar diperoleh melalui proses belajar. Manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui proses belajar, baik dengan interaksi secara langsung yaitu dengan pengajar maupun dengan media pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk kepentingan kegiatan belajar yang diinginkan. Komunikasi bagi manusia menjadi kebutuhan pokok untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia.
Komunikasi akan dapat efektif jika tujuan komunikasi tercapai, namun komunikasi dikatakan tidak efektif  jika proses komunikasi tersebut tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-hari sering disebut dengan istilah “communication gap” atau “mis-communication”.
Beberapa prinsip yang berperan dalam meningkatkan proses komunikasi agar lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai
a.       Arti dalam proses komunikasi
          Arti (meaning) bukan sesuatu yang terletak didalam pesan dan berada di luar diri seseorang sebagai sesuatu yang bersifat eksternal. Namun, arti berada dalam diri orang atau subyek dan merupakan respon yang tidak tampak (convert).
          Arti dapat dipelajari, dan karenanya bersifat pribadi dan menjadi milik individu. Ketika seseorang mempelajari suatu arti atau makna dan orang lain menyempurnakannya, maka membuat arti menjadi berubah. Perubahan ini membuat orang tersebut mudah melupakannya. Arti sendiri berada dalam diri individu, bukan didalam pesan.
          Apabila arti dapat diketemukan dalam kata-kata atau pesan-pesan, maka setiap orang akan dapat mengerti setiap kata (bahasa) dan setiap kode. Bila arti dijumpai dalam kata (pesan), maka orang akan dapat mengerti dengan sendirinya kata-kata pesan tersebut.
          Unsur dan struktur suatu bahasa tidaklah dengan sendirinya mempunyai arti. Hanya symbol saja yang dapat menyebabkan orang untuk memberikan artinya sendiri. Banyak kegagalan dalam komunikasi pemebelajaran yang dapat ditelusuri sebabnya, yaitu adanya anggapan yang salah bahwa arti dijumpai dalam pesan, dan bukan dalam diri sumber atau penerima pesan itu sendiri. Pengertian ini sejalan dengan teori belajar kognitif-konstruktivistik. Sebagai contoh, misalnya kata “demokrasi”. Bagi orang Amerika arti kata tersebut berlainan dengan apa yang dipiikir oleh orang Rusia, maupun orang Indonesia. Jadi istilah “demokrasi” tidak memiliki arti dalam kata itu sendiri.
          Komunikasi merupakan suatu proses interaksi antara sumber pesan yang telah memiliki arti tertentu. Komunikasi sendiri akan mencapai tujuannya jika penerima mempunyai arti terhadap pesan yang diterimanya, maka maknanya dengan arti yang dimiliki oleh sumber pesan.
          Beberapa prinsip mengenai arti dalam komunikasi yang harus diperhatikan agar komunikasi berhasil baik, yaitu :
1.      Arti berada dalam individu (orang)
Arti adalah reson internal yang diberikan individu terhadap stimuli internal yang dihasilkan oleh respon.
2.      Arti adalah hasil dari faktor-faktor dalam dalam individu yang dihubungkan dengan factor-faktor dalam dunia fisik di sekelilingnya.
3.      Orang dapat mempunyai arti yang serupa bila mempunyai pengalaman yang serupa pula, dan dapat mengantisipasi pengalaman yang sama.
4.      Arti tidak pernah pasti dan tetap. Begitu pengalaman berubah maka arti juga akan berubah.
5.      Tidak ada dua orang yang mempunyai arti yang sama dalam hal apapun juga.
6.      Orang akan selalu merespon terhadap stimulus sesuai pengalamannya.

b.      Gangguan (noise) Dalam Proses Komunikasi
Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa gangguan (noise) merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi yang dapat menghambat keefektifan komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan komunikasi atau “noise” dikaitkan dengan kegaduhan atau suara keributan yang dapat mengganggu penerima pesan. Pengertian mengenai  gangguan dalam berkomunikasi, yaitu meliputi faktor-faktor apa saja dalam setiap unsur komunikasi yang dapat mengurangi efektivitas proses komunikasi.
Gangguan dalam proses komunikasi bisa berasal dari sumber sendiri, atau dari pesan yang disampaikan, dapat dari saluran yang digunakan, atau dari pihak penerima. Gangguan dapat juga datang dari lingkungan tempat berlangsungnya proses komunikasi. Berikut ini menekankan jenis gangguan dalam proses komunikasi yang datang dari unsur-unsur komunikasi itu sendiri, yaitu berasal dari sumber, pesan, saluran, dan penerima pesan.
1.      Gangguan dari sumber pesan
Gangguan proses komunikasi yang berasal dari sumber dapat berupa apa saja yang dapat dilakukan oleh sumber, sehingga menyebabkan penerima tidak dapat memahami pesan yang disampaikan. Misalnya kebiasaan untuk menggunakan kata-kata tertentu dan diulangi berkali-kali (seperti “anu”, “ee...”, dsb). Dalam proses komunikasi hal tersebut dapat mengganggu, yang dalam hal ini gangguan dari pihak sumber. Artinya sumber berpendapat bahwa arti berada di dalam pesan, maka ia akan menyampaikan pesan dengan asal saja. Sedangkan penerima sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikemukakan oleh sumber.
2.      Gangguan dari pesan
Gangguan komunikasi dapat berasl dari pesan yang disampaikan. Misalnya, pesan yang disampaikan mengunakan kata-kata atau lambang yang tidak dapat dimengerti oleh penerima. Maka agar dapat dimengerti pesan tersebut disampaikan dengan menggunakan kata-kata atau lambang yang sesuai dengan kemampuan penerima, maka akan dapat diterima dan dimengerti oleh penerima. Bahwa komunikasi adalah kegiatan untuk membagi pesan menjadi milik bersama antara sumber dan penerima. Jika apa yang disampaikan tidak dimengerti oleh penerima, maka sesungguhnya kegiatan komunikasi tidak terjadi.
3.      Gangguan dari saluran
Gangguan komunikasi dapat juga berasal dari saluran komunikasi yang digunakan. Saluran komunikasi adalah berhubungan dengan macam alat-alat indera tertentu yang digunakan oleh penerima untuk menerima pesan. Seringkali sumber memilih alat indera yang kurang tepat dalam rangka memilih kata-kata atau lambangyang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Misalnya, pesan tertentu sesungguhnya lebih tepat disampaikan dengan saluran indera penglihatan, namun sumber menyampaikannya melalui indera pendengaran.
4.      Gangguan dari penerima
Gangguan komunikasi dapat juga berasal dari pihak penerima. Gangguan yang berasal dari penerima ini misalnya, belum dimilikinya kemampuan awal yang memadai, kecerdasan kurang, tidak adanya motivasi, rasa lelah, dan sebagainya. Maka sumber harus selalu mempelajari karakteristik penerima sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima. Komunikasi merupakan suatu proses di mana terjadi interaksi yang sangat erat antara unsur-unsur komunikasi.

c.       Peranan Empati Dalam Komunikasi
Semua bentuk komunikasi dapat dibayangkan sumber maupun penerimanya serta bagaimana pesan tertentu direspon. Setiap komunikator mempunyai gambaran mengenai komunikannya. Ia dapat mengantisipasi segala respon yang mungkin diberikan oleh penerima. Misalnya, pemasangan iklan telah mempunyai gambaran atau antisipasi tentang publik yang diharapkan akan membeli produk yang diperdagangkan.
Jika sumber komunikasi mengharapkan pada diri penerima, demikian pula penerima mengharapkan pada diri sumber.  Misalnya, gambaran publik untuk majalah tertentu akan berlainan dengan gambaran publik untuk majalah lainnya. Pada umumnya dalam menggarap pesan-pesan akan berbeda antara majalah satu dengan lainnya, demikian juga dalam pengolahan pesannya.
            Sebagai sumber dan penerima, seseorang membawa dalam dirinya gambaran mengenai diri sendiri dan serangkaian gambaran serta harapan mengenai diri orang lain. Ia menyampaikan pesan untuk mempengaruhi penerima, tetapi harapan-harapannya atas diri penerima juga mempengaruhi dalam memilih dan menyampaikan pesan.
            Sumber dan penerima pesan masing-masing mempunyai ketrampilan, sikap dan pengetahuan tertentu yang berguna untuk pelaksanaan proses komunikasi. Masing-masing berada dalam suatu sistem sosial dan latar belakang kebudayaan tertentu. Hal ini mempengaruhi bagaimana mereka mereaksi terhadap pesan-pesan tertentu. Berdasarkan hal ini, dapat dikembangkan harapan-harapan tentang apa yang terjadi pada diri orang lain.
            Bila mengembangkan harapan-harapan tentang diri orang lain, sesungguhnya mempunyai ketrampilan di dalam apa yang dalam psikologi disebut “ empati:, yaitu kemampuan untuk memproyeksikan diri sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain. Empati mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan komunikasi. Dalam kegiatan komunikasi, sumber memilih kata-kata atau lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Sumber harus berusaha menganalisis harapan-harapan penerima. Sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima.
d.      Konsep diri sendiri dalam proses komunikasi
Kumpulan kepercayaan seseorang atas identitas dirinya membentuk “konsep diri sendiri”. Konsep diri sendiri dapat didefinisikan sebagai pengamatan atas diri sendiri yang berhubungan dengan aspek fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh dari pengalamannya dan interaksinya dengan orang-orang lain.
Konsep diri sendiri berkembang sebagai hasil reaksi atas bagaimana orang lain bersikap terhadap dirinya, bagaimana orang mereaksinya, dan apa yang diharapkan oleh orang lain atas dirinya. Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep diri adalah hasil langsung dari bagaimana pentingnya orang lain mereaksi atas diri seseorang.
Sumber kedua yang mempengaruhi perkembangn konsep diri sendiri adalah kelompok sumber (reference group). Maksudnya dalah kelompok dimana individu menjadi anggotanya atau ingin menjadi anggotanya.
Sumber ketiga yang berperan dalam perkembangan konsep diri adalah pengamatan atas dirinya sendiri sebagai suatu obyek komunikasi.
Komunikasi dipengaruhi oleh konsep diri sendiri ketika memilih pesan-pesan yang akan disampaikan kepada penerima, dan kedua berupa usaha perwujudan pandangan tentang dirinya menjadi kenyataan. Seorang siswa yang melihat dirinya sebagai siswa yang sering gagal, akan mencari banyak alasan untuk menghindari belajar, membaca, atau berpartisipasi dalam diskusi kelas, sehingga pada akhir semester, ia mendapatkan nilai yang terendah seperti yang telah ia ramalkan.
Harapan seseorang terhadap individu akan membentuk harapan yang sama pada diri individu tersebut. Dengan demikian hendaknya guru/pendidik tidak mengkomunikasikan harapan-harapan yang negatif kepada siswanya atau orang lain, agar mereka tidak mewujudkan harapan yang negatif tersebut dalam kehidupannya.
e.       Peranan umpan balik dalam komunikasi
komunikasi tidak cukup hanya ditandai oleh adanya ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima, melainkan lebih-labih harus ditandai oleh adanya ketergantungan interaktif. Ketergantungan interaktif terjadi jika stimulus dari satu pihak sumber akan menimbulkan respon dari pihak penerima. Sebaliknya, respon dari sumber, dan seterusnya.
Dengan demikian sumber dapat menggunakan respon penerima kontrol untuk mengecek efektif-tidaknya komunikasi yang dilakasanakan, sehingga dapat menjadi pedoman tindakan selanjutnya. Informasi tentang keberhasilan penerima dalam menerima pesan atau informasi yang diperoleh sumber inilah yang disebut umpan balik.
Umpan balik dapat dibedakan menjadi dua sesuai dengan keberadaan sumber dan penerima. Yang pertama, umpan balik segera atau langsung (immediate feedback) nampak ketika melaksanakan komunikasi antar pribadi atau tatap muka. Sumber dapat mengamati secara langsung reaksi atau respon penerima terhadap dirinya pada saat komunikasi berlangsung. Sumber selalu dapat merubah strategi komunikasinya berdasarkan pengamatannya yaitu berupa umpan balik dari penerima. Perubahan strategi berupa merubah kecepatan dalam menyampaikan pesan, pemilihan kata-kata atau lambang-lambang.
Umpan balik lainnya disebut umpan balik tidak langsung atau tertunda (indirect atau delayed feedback). Umpan balik ini dijumpai dalam komunikasi massa dimana sumber dan penerima tidak berada dalam satu tempat yang sama dan berdekatan. Komunikasi masa dilaksanakan dengan media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, komputer, dan sebagainya. Komunikasi ini sulit mendapatkan feedback. Mungkin diperoleh delayed feedback, misalnya surat-surat yang ditulis pembaca.


DAFTAR REFERENSI

Asri Budiningsih. 2006. Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY

Deddy Mulyana. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rusdakarya