A. Pengertian, Bentuk, dan Tujuan Komunikasi
Komuniksai mengandung pengertian memberitahukan dan menyebarkan informasi, pesan, pengetahuan,
pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi orang lain agar
hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama antara orang yang menyampaikan
informasi (komunikator) dan orang yang menerima komunikasi (komunikan).
Komunikasi sebagai proses dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses primer dan proses sekunder. Proses
primer merupakan proses komunikasi langsung yaitu tanpa menggunakan alat atau
media massa yang dapat melipat gandakan jumlah penerima pesan (receiver).
Dalam proses primer, komunikasi dapat berbentuk bahan, gerakan-gerakan yang
mempunyai arti khusus, dan aba-aba. Sedangkan proses sekunder, orang
menggunakan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan ataupun
untuk mengatasi berbagi macam hambatan yang dapat menghalangi berlangsungnya
proses primer seperti hambatan geografis.
Dalam komunikasi adapula
pengertian komunikasi langsung dan komuikasi tidak langsung.
Komunikasi langsung adalah komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan media
atau alat perantara. Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi
dengan menggunakan media atau alat perantara
Komunikasi dapat dibedakan menjadi dua
bentuk, yaitu komunikasi verbal dan non verbal:
a.
Verbal
Istilah verbal dalam kamus bahasa
indonesia adalah lisan, maksudnya komunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya
menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal
ialah ”Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu
percakapan”.
Sedangkan dalam ilmu komunikasi menyatakan bahwa istilah komunikasi verbal yaitu
proses penyampaian informasi berupa lisan dan tulisan. Hal ini sependapat
dengan Drs. PC Bambang Herimanto, MM bahwa: ”Komunikasi verbal merupakan salah
satu bentuk komunikasi yang biasa digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan dan maupun
lisan”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
b.
Non verbal
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak terdapat informasi atau pesan disampaikan melalui
komunikasi non verbal, misalnya tanda-tanda lalu lintas, poster bergambar, dan
tanda-tanda lain yang sering dipakai seseorang.
Menurut
Brokks dalam bukunya “Speech
Communication” memberikan jenis-jenis komunikasi sebagai berikut :
1.
Para Bahasa (para-language)
Terdapat
informasi dalam kata-kata yang sering diucapkan misalnya dalam nada suara,
dalam penekanan pada kata-kata tertentu, ketika memberikan saat-saat berhenti
dalam kalimat
2.
Bahasa tanda (sign language)
Bahasa
tanda meliputi semua bentuk kodifikasi yang dapat menggantikan penggunaan
bilangan, pemberian tanda baca, dan kata-kata.
3.
Bahasa perbuatan (action language)
Bahasa
perbuatan meliputi semua isyarat, ekspresi muka (wajah), dan gerakan-gerakan
yang tidak digunakan secara khusus untuk menggantikan kata-kata. Bahasa
perbuatan ini dibedakan kedalam dua macam yaitu perbuatan ekspresif yang tidak
bertujuan dan perubatan purposive yang bertujuan. Perbuatan isyarat bertujuan
untuk menjelaskan, untuk menekankan, menyatakan konsep-konsep yang abstrak.
Perbuatan ekpresif menunjukkan keadaan pribai atau emosional, seperti
ketakutan, kemarahan, kegembiraan, kegelisahan, dan keadaan-keadaan emosional
lainnya.
4.
Bahasa objek atau benda (object
language)
Bahasa
benda berupa benda-benda tertentu yang mengandung arti seperti baju, dekorasi
ruangan, potongan rambut, cincin kawin dan sebagainya. Kita dapat menarik
kesimpulan tentang macam bagaimana diri seseorang berdasrkan sepatu yang
dipakainya, baju yang dipakainya, cirri potongan rambutnya dan sebagainya.
5.
Komunikasi taktil (tactil communication)
Komunikasi
taktil adalah komunikasi melalui rabaan, suatu cara komunikasi yang paling awal
dan elementer dari organism manusia. Komunikasi taktil juga merupakan cara yang
paling utama untuk mengorientasikan dirinya kepada dunia dalam organism yang
hidup didalam tanah, dalam dunia ikan, dan juga banyak pada jenis reptil.
Melalui kontak atau komunikasi taktil (rabaan, sentuhan) dapat
mengkomunikasikan hal-hal yang berubungan dengan pemberian kasih sayang,
pernyataan penerimaan, pemberian dorongan, membangkitkan rasa percaya diri
sendiri, dan sebagainya pada diri anak-anak. Melalui pengalaman-pengalaman
taktil dalam kehidupan awal anak-anak, mereka belajar komunikasi, kemudian
berangsur-angsur mereka memperluas komunikasi pada saat mengembangkan kemampuan
untuk persepsi sensoris lainnya. Dasar-dasar untuk jenis-jenis komunikasi, baik
vebal maupun non verbal adalah komunikasi taktil ini.
6.
Ruangan dan Waktu
Ahli
antrhopologi yang bernama Edward T. Hall dalam bukunya “Silent Language” mengemukakan bahwa kebudayaan mengembangkan
arti-arti tertentu yang berhubungan dengan jarak atau ruang, dan juga arti-arti
tertentu yang berhubungan dengan waktu.
c. Tujuan
komunikasi
Aristoteles
mendefinisikan tujuan komunikasi adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa
orang lain ke sudut pandangan pembicara (komunikator).
Tujuan
pokok komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain atau mempengaruhi
lungkungan fisik di mana seseorang tinggal, dan menjadikan dirinya sebagai
suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan
tinggalnya menjadi sesuatu yang di inginkan.
B. Unsur dan Model-Model Komunikasi
Dalam
setiap situasi ada unsur-unsur yang berbeda yang terkandung di dalamnya. Dalam
setiap situasi komunikasi dapat dianalisis unsur-unsur apa yang terdapat di
dalamnya. Analisis tentang unsur-unsur tersebut dan bagaimana menghubungkan unsur-unsur
tersebut satu sama lain. Dalam setiap komunikasi dapat analisis adanya
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Siapa
saja yang berkomunikasi (sumber)
b. Mengapa
ia berkomunikasi (tujuan)
c. Kepada
siapa ia berkomunikasi (penerima)
d. Apa
yang ia komunikasikan (pesan)
e. Sarana
komunikasi apa yang digunakan, sehingga pesan dapat diterima oleh penerima
(saluran)
Dalam bukunya yang berjudul Rhetorica, aristoteles mengemukakan
bahwa komunikasi mempunyai tiga unsur penting yaitu pembicara, apa yang
dibicarakan, dan penerima. Ketiga hal tersebut penting dalam komunikasi,
sehingga kajian tentang proses komunikasi yang berhubungan dengan tiga hal
pokok ini, yaitu
1. Orang
yang berbicara
2. Apa
yang dibicarakan
3. Orang
yang mendengarkan.
Shanon
dan Weaver mengatakan bahwa unsur-unsur dalam komunikasi meliputi:
1. Sumber
2. Pemancar
atau transmitter
3. Signal
4. Penerima
5. Tujuan
atau destinasi
Dalam model Shanon dan Weaver masih ada unsur satu
lagi yang perlu ditambahkan yaitu “noise” atau gangguan yang dapat terjadi
dimana saja dalam proses komuikasi. Gangguan dapat berupa fisik, fisiologis,
psikologis. Contoh gangguan dalam komunikasi manusia misalnya ucapan – ucapan
yang biasa diucapkan oleh komunikator secara berlebih seperti “anu”, “ah”,
“ee”, dan sebagainya. Artikulasi yang tidak sempurna dari sumber, suara sumber
yang sangat lemah, lingkungan yang tidak nyaman, dan sebagainya.
Ada satu unsur lain
yang penting dalam proses komunikasi yaitu umpan balik (feedback), namun tidak
terdapat dalam model Shanon dan Weaver. Umpan balik adalah bagian atau unsur integral dalam komunikasi yang memungkinkan
pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses tidaknya usaha yang
telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak
penerima.
Model komunikasi yang
dikemukakan oleh David K.Berlo dalam bukunya The Process of Communication. Dapat dikatakan bahwa semua
komunikasi manusia mempunyai sumber, yaitu seorang atau sekelompok manusia
dengan suatu maksud atau tujuan tertentu untuk melaksanakan komunikasi. Setelah
adanya sumber yang mempunyai gagasan, maksud atau tujuan tertentu untuk
berkomunikasi, diperlukan unsur yang kedua. Tujuan sumber harus dinyatakan
dalam bentuk pesan. Dalam komunikasi, pesan adalah tingkah laku yang dinyatakan
dalam bentuk fisik berupa terjemahan gagasan, maksud, dan tujuan ke dalam suatu
sandi atau kode, yaitu suatu rangkaian symbol yang sistematis.
Unsur yang ketiga yaitu
penyandi atau encoder. Penyandi dalam
komunikasi bertanggung jawab untuk mengambil gagasan sumber dan
menterjemahkannya ke dalam bentuk sandi atau kode. Dengan demikian maksud
sumber dapat dinyatakan dalam bentuk pesan melalui kode tersebut.
Unsur yang keempat
dalam proses komunikasi adalah saluran yang berfungsi sebagai penyampai pesan.
Pemilihan saluran merupakan suatu langkah agar komunikasi efektif. Unsur kelima
agar terjadi proses komunikasi adalah seseorang yang berada pada ujung lain
dari saluran, yaitu seseorang yang mendengarkan bila sumber berbicara,
seseorang yang membaca bila sumber menulis. Dengan demikian, perlu adanya
penerima komunikasi, atau sasaran dalam proses komunikasi, agar kegiatan
komunikasi dapat berlangsung.
Sama halnya sumber
memerlukan penyandi (encoder) untuk menterjemahkan maksud, gagasn dan tujuan ke
dalam pesan dengan menggunakan kode atau lambang tertentu (kegiatan ini disebut
“encoding”), maka demikian penerima memerlukan pembuka sandi (decoder) untuk
menterjemahkan kembali, untuk membuka sandi yang dikirimkan oleh sumber,
sehingga penerima dapat menangkap pesan yang dikirim oleh sumber (kegiatan ini
disebut “decoding”)
Dalam komunikasi antar
pribadi, penyandi berupa serangkaian ketrampilan motorik yang dimiliki oleh
sumber pesan, sedangkan pembukan sandi (decoder) merupakan ketrampilan sensorik
yang dimiliki oleh penerima. Dengan demikian ada enam unsur penting dalam
komunikasi menurut Berlo yaitu:
1.
Sumber komunikasi
2.
Penyandi (encoder)
3.
Pesan
4.
Saluran
5.
Pembuka sandi (decoder)
6.
Penerima komunikasi
Model komunikasi Berlo
disebut model SMCR yaitu (Source Message Channel Receiver).
Agar komunikasi dapat
mencapai tujuannya, baik Sumber maupun Penerima memerlukan empat hal, yaitu :
ketrampilan berkomunikasi, sika, tingkatan pengetahuan dan posisinya di dalam
system sosiokultural.
a.
Ketrampilan berkomunikasi
Ketrampilan yang diperlukan adalah dalam
menyampaikan pesan, seperti menulis, dan berkloocakap-cakap. Dan ketrampilan
yang diperlukan oleh penerima pesan adalah membaca, mendengar dan menyimak.
Jadi ada ketrampilan yang berlaku dan penting untuk keduanya, baik bagi sumber
maupun penerima pesan yaitu berfikir.
Ketrampilan berkomunikasi bagi sumber
menentukan kecermatan dan keberhasilan berkomunikasi dalam dua hal yaitu,
kemampuan untuk menganalisis maksud dan tujuan komunikasi dan kemampuan untuk
menyampaikan pesan-pesan sebagai pernyataan dari maksud dan tujuannya. Maka dari
itu, sumber perlu memiliki perbendaharaan bahasa yang memadai untuk menyatakan
gagasan atau maksudnya.
b.
Sikap
Sikap sumber komunikasi sangat
mempengaruhi terhadap tata cara dalam berkomunikasi. Sikapa dapat ditunjukkan
sebagai sikap setuju,yaitu mendukug terhadap suatu obyek tertentu, dan sikp
tidak mendukung yaitu tidak menyenangkan atau tidak sesuai terhadap hal
tertentu.
Berlo mendeskripsikan sikap dalam
hubungannya dengan proses komunikasi ke dalam tiga macam yaitu; (1) sikap
terhadap dirinya sendiri, yaitu apakah sumberdan penerima mempunyai sikap
positif atau negative terhadap dirinya sendiri. (2) sikap terhadap bahan atau
materi yang disampaikan dan (3) sikap terhadap penerimannya (bagi sumber)
atau sikap terhadap sumber (bagi penerima).
c.
Tingkatan pengetahuan
Kiranya sudah jelas jika dalam
pengetahuan yang dimiliki sumber tentang pesan atau informasi yang disampaikan
akan mempengaruhi pesan yang dikomunikasikan. Seseorang tidak dapat
berkomunikasi dengan efektif apabila dia tidak mengetahui hal-hal yang dia
komunikasikan dengan baik. Sebaliknya, bila sumber terlalu ahli dalam bidang
spesialisasinya, ada kemungkinan dia
juga akan membuat kesalahan, misalnya dalam hal menyampaikan pesan terlalu
teknis, sehingga penerima sullit untuk menerima dan tidak dapat mengerti apa
yang disampaikannya. Di pihak penerima juga berlaku hal yang sama. Ia tidak
mengerti pesan yang disampaikan apabila penerima tidk mengetahui sama sekali
tentang isi pesan yang disampaikan, dia akan sulit memahami pesan tersebut.
d.
System sosio-kultural
Tidak ada proses komunikasi yang bebas
dari pengaruh system sosio-kultural. Baik sumber maupun penerima. Pengaruh
sosio-kultural dapat berupa peranan yang dilaksanakan dalam system
sosio-kulturalnya, fungsi yang harus dilaksanakan, diterima atau tidaknya dalam
sistem sosio-kultural, serta harapan-harapan yang ingin dicapai. Selain dua
unsur yang sudah dibahas yaitu sumber dan penerima, dalam model SMCR nya Berlo
menjelaskan dua unsure lainnya yaitu pesan ( message ) dan saluran 9 channel ).
Pesan oleh Berlo didefinisikan sebagai hasil fisik yang nyata dari sumber
penyandi, misalnya apa yang diucapkan atau apa yang ditulis ketika menulis.
Tiap pesan dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Pesan disampaikan dengan menggunakan
kode-kode tertentu, seperti bahasa sebagai kode yang terpenting dalam
komunikasi.
2.
Isi pesan, yaitu berhubungan dengan
materi yang disampaikan dengan maksud atau tujuan sumber.
3.
Pengolahan pesan, yaitu berhubungan
dengan cara bagaimana sumber menyampaikan pesan.
Dalam model SCMR juga dapat dilihat
bahwa setiap pesa mempunyai unsure dan struktur. Unsur dan struktur ini
berjalan bersama- sama, atu tidak mungkin ada bila tidak ada yang lainnya. Hal
ini sesuai dengan kenyatan bahwa apapun yang ada selalu menunjukkan adanya unsur
dan struktur. Saluran dalam model SCMR
Berlo dihubungkan dengan lima alat indra manusia. Hal ini didasarkan kepada
kenyataan bahwa dalm proses komunikasi, pesan tidak akan dapat dihubungkan
dengan penerima bila tidak dapat ditangkap dengan alat indra penerima. Jadi
saluran ini berfungsi menghubungkan antara sumber dan penerima, sehingga
memungkinkan mereka berkomunikasi.
C. Prinsip Pokok dalam Komunikasi
Manusia adalah makhluk social artinya
bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari manusia lainnya. Segala
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan yang dimilikinya, sebagian besar diperoleh
melalui proses belajar. Manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
melalui proses belajar, baik dengan interaksi secara langsung yaitu dengan pengajar
maupun dengan media pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk kepentingan
kegiatan belajar yang diinginkan. Komunikasi bagi manusia menjadi kebutuhan
pokok untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi memegang peranan sangat
penting dalam kehidupan manusia.
Komunikasi akan dapat efektif jika
tujuan komunikasi tercapai, namun komunikasi dikatakan tidak efektif jika proses komunikasi tersebut tidak dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-hari sering disebut
dengan istilah “communication gap”
atau “mis-communication”.
Beberapa prinsip yang berperan dalam
meningkatkan proses komunikasi agar lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi
dapat tercapai
a. Arti
dalam proses komunikasi
Arti (meaning) bukan
sesuatu yang terletak didalam pesan dan berada di luar diri seseorang sebagai
sesuatu yang bersifat eksternal. Namun, arti berada dalam diri orang atau
subyek dan merupakan respon yang tidak tampak (convert).
Arti dapat dipelajari,
dan karenanya bersifat pribadi dan menjadi milik individu. Ketika seseorang
mempelajari suatu arti atau makna dan orang lain menyempurnakannya, maka
membuat arti menjadi berubah. Perubahan ini membuat orang tersebut mudah
melupakannya. Arti sendiri berada dalam diri individu, bukan didalam pesan.
Apabila arti dapat
diketemukan dalam kata-kata atau pesan-pesan, maka setiap orang akan dapat
mengerti setiap kata (bahasa) dan setiap kode. Bila arti dijumpai dalam kata
(pesan), maka orang akan dapat mengerti dengan sendirinya kata-kata pesan
tersebut.
Unsur dan struktur
suatu bahasa tidaklah dengan sendirinya mempunyai arti. Hanya symbol saja yang
dapat menyebabkan orang untuk memberikan artinya sendiri. Banyak kegagalan
dalam komunikasi pemebelajaran yang dapat ditelusuri sebabnya, yaitu adanya
anggapan yang salah bahwa arti dijumpai dalam pesan, dan bukan dalam diri
sumber atau penerima pesan itu sendiri. Pengertian ini sejalan dengan teori
belajar kognitif-konstruktivistik. Sebagai contoh, misalnya kata “demokrasi”.
Bagi orang Amerika arti kata tersebut berlainan dengan apa yang dipiikir oleh
orang Rusia, maupun orang Indonesia. Jadi istilah “demokrasi” tidak memiliki
arti dalam kata itu sendiri.
Komunikasi merupakan
suatu proses interaksi antara sumber pesan yang telah memiliki arti tertentu.
Komunikasi sendiri akan mencapai tujuannya jika penerima mempunyai arti
terhadap pesan yang diterimanya, maka maknanya dengan arti yang dimiliki oleh
sumber pesan.
Beberapa prinsip
mengenai arti dalam komunikasi yang harus diperhatikan agar komunikasi berhasil
baik, yaitu :
1. Arti
berada dalam individu (orang)
Arti adalah reson internal yang
diberikan individu terhadap stimuli internal yang dihasilkan oleh respon.
2. Arti
adalah hasil dari faktor-faktor dalam dalam individu yang dihubungkan dengan
factor-faktor dalam dunia fisik di sekelilingnya.
3. Orang
dapat mempunyai arti yang serupa bila mempunyai pengalaman yang serupa pula,
dan dapat mengantisipasi pengalaman yang sama.
4. Arti
tidak pernah pasti dan tetap. Begitu pengalaman berubah maka arti juga akan
berubah.
5. Tidak
ada dua orang yang mempunyai arti yang sama dalam hal apapun juga.
6. Orang
akan selalu merespon terhadap stimulus sesuai pengalamannya.
b. Gangguan
(noise) Dalam Proses Komunikasi
Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa
gangguan (noise) merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi yang dapat
menghambat keefektifan komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan
komunikasi atau “noise” dikaitkan dengan kegaduhan atau suara keributan yang
dapat mengganggu penerima pesan. Pengertian mengenai gangguan dalam berkomunikasi, yaitu meliputi
faktor-faktor apa saja dalam setiap unsur komunikasi yang dapat mengurangi
efektivitas proses komunikasi.
Gangguan dalam proses komunikasi bisa
berasal dari sumber sendiri, atau dari pesan yang disampaikan, dapat dari
saluran yang digunakan, atau dari pihak penerima. Gangguan dapat juga datang
dari lingkungan tempat berlangsungnya proses komunikasi. Berikut ini menekankan
jenis gangguan dalam proses komunikasi yang datang dari unsur-unsur komunikasi
itu sendiri, yaitu berasal dari sumber, pesan, saluran, dan penerima pesan.
1.
Gangguan dari sumber pesan
Gangguan
proses komunikasi yang berasal dari sumber dapat berupa apa saja yang dapat
dilakukan oleh sumber, sehingga menyebabkan penerima tidak dapat memahami pesan
yang disampaikan. Misalnya kebiasaan untuk menggunakan kata-kata tertentu dan
diulangi berkali-kali (seperti “anu”, “ee...”, dsb). Dalam proses komunikasi
hal tersebut dapat mengganggu, yang dalam hal ini gangguan dari pihak sumber.
Artinya sumber berpendapat bahwa arti berada di dalam pesan, maka ia akan
menyampaikan pesan dengan asal saja. Sedangkan penerima sama sekali tidak dapat
mengerti apa yang dikemukakan oleh sumber.
2.
Gangguan dari pesan
Gangguan
komunikasi dapat berasl dari pesan yang disampaikan. Misalnya, pesan yang
disampaikan mengunakan kata-kata atau lambang yang tidak dapat dimengerti oleh
penerima. Maka agar dapat dimengerti pesan tersebut disampaikan dengan
menggunakan kata-kata atau lambang yang sesuai dengan kemampuan penerima, maka
akan dapat diterima dan dimengerti oleh penerima. Bahwa komunikasi adalah
kegiatan untuk membagi pesan menjadi milik bersama antara sumber dan penerima.
Jika apa yang disampaikan tidak dimengerti oleh penerima, maka sesungguhnya
kegiatan komunikasi tidak terjadi.
3. Gangguan
dari saluran
Gangguan
komunikasi dapat juga berasal dari saluran komunikasi yang digunakan. Saluran
komunikasi adalah berhubungan dengan macam alat-alat indera tertentu yang
digunakan oleh penerima untuk menerima pesan. Seringkali sumber memilih alat
indera yang kurang tepat dalam rangka memilih kata-kata atau lambangyang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Misalnya, pesan tertentu
sesungguhnya lebih tepat disampaikan dengan saluran indera penglihatan, namun
sumber menyampaikannya melalui indera pendengaran.
4. Gangguan
dari penerima
Gangguan
komunikasi dapat juga berasal dari pihak penerima. Gangguan yang berasal dari
penerima ini misalnya, belum dimilikinya kemampuan awal yang memadai,
kecerdasan kurang, tidak adanya motivasi, rasa lelah, dan sebagainya. Maka
sumber harus selalu mempelajari karakteristik penerima sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh penerima. Komunikasi merupakan suatu proses di
mana terjadi interaksi yang sangat erat antara unsur-unsur komunikasi.
c. Peranan
Empati Dalam Komunikasi
Semua bentuk komunikasi dapat
dibayangkan sumber maupun penerimanya serta bagaimana pesan tertentu direspon.
Setiap komunikator mempunyai gambaran mengenai komunikannya. Ia dapat
mengantisipasi segala respon yang mungkin diberikan oleh penerima. Misalnya,
pemasangan iklan telah mempunyai gambaran atau antisipasi tentang publik yang
diharapkan akan membeli produk yang diperdagangkan.
Jika sumber komunikasi mengharapkan pada
diri penerima, demikian pula penerima mengharapkan pada diri sumber. Misalnya, gambaran publik untuk majalah
tertentu akan berlainan dengan gambaran publik untuk majalah lainnya. Pada
umumnya dalam menggarap pesan-pesan akan berbeda antara majalah satu dengan
lainnya, demikian juga dalam pengolahan pesannya.
Sebagai
sumber dan penerima, seseorang membawa dalam dirinya gambaran mengenai diri
sendiri dan serangkaian gambaran serta harapan mengenai diri orang lain. Ia
menyampaikan pesan untuk mempengaruhi penerima, tetapi harapan-harapannya atas
diri penerima juga mempengaruhi dalam memilih dan menyampaikan pesan.
Sumber
dan penerima pesan masing-masing mempunyai ketrampilan, sikap dan pengetahuan
tertentu yang berguna untuk pelaksanaan proses komunikasi. Masing-masing berada
dalam suatu sistem sosial dan latar belakang kebudayaan tertentu. Hal ini
mempengaruhi bagaimana mereka mereaksi terhadap pesan-pesan tertentu.
Berdasarkan hal ini, dapat dikembangkan harapan-harapan tentang apa yang
terjadi pada diri orang lain.
Bila
mengembangkan harapan-harapan tentang diri orang lain, sesungguhnya mempunyai
ketrampilan di dalam apa yang dalam psikologi disebut “ empati:, yaitu
kemampuan untuk memproyeksikan diri sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi
orang lain. Empati mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan komunikasi.
Dalam kegiatan komunikasi, sumber memilih kata-kata atau lambang yang digunakan
untuk menyampaikan pesan. Sumber harus berusaha menganalisis harapan-harapan
penerima. Sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima.
d. Konsep
diri sendiri dalam proses komunikasi
Kumpulan kepercayaan seseorang atas
identitas dirinya membentuk “konsep diri sendiri”. Konsep diri sendiri dapat
didefinisikan sebagai pengamatan atas diri sendiri yang berhubungan dengan
aspek fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh dari pengalamannya dan
interaksinya dengan orang-orang lain.
Konsep diri sendiri berkembang sebagai
hasil reaksi atas bagaimana orang lain bersikap terhadap dirinya, bagaimana
orang mereaksinya, dan apa yang diharapkan oleh orang lain atas dirinya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa konsep diri adalah hasil langsung dari
bagaimana pentingnya orang lain mereaksi atas diri seseorang.
Sumber kedua yang mempengaruhi
perkembangn konsep diri sendiri adalah kelompok sumber (reference group).
Maksudnya dalah kelompok dimana individu menjadi anggotanya atau ingin menjadi
anggotanya.
Sumber ketiga yang berperan dalam
perkembangan konsep diri adalah pengamatan atas dirinya sendiri sebagai suatu
obyek komunikasi.
Komunikasi dipengaruhi oleh konsep diri
sendiri ketika memilih pesan-pesan yang akan disampaikan kepada penerima, dan
kedua berupa usaha perwujudan pandangan tentang dirinya menjadi kenyataan.
Seorang siswa yang melihat dirinya sebagai siswa yang sering gagal, akan
mencari banyak alasan untuk menghindari belajar, membaca, atau berpartisipasi
dalam diskusi kelas, sehingga pada akhir semester, ia mendapatkan nilai yang
terendah seperti yang telah ia ramalkan.
Harapan seseorang terhadap individu akan
membentuk harapan yang sama pada diri individu tersebut. Dengan demikian hendaknya
guru/pendidik tidak mengkomunikasikan harapan-harapan yang negatif kepada
siswanya atau orang lain, agar mereka tidak mewujudkan harapan yang negatif
tersebut dalam kehidupannya.
e. Peranan
umpan balik dalam komunikasi
komunikasi tidak cukup hanya ditandai
oleh adanya ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima, melainkan
lebih-labih harus ditandai oleh adanya ketergantungan interaktif.
Ketergantungan interaktif terjadi jika stimulus dari satu pihak sumber akan
menimbulkan respon dari pihak penerima. Sebaliknya, respon dari sumber, dan
seterusnya.
Dengan demikian sumber dapat menggunakan
respon penerima kontrol untuk mengecek efektif-tidaknya komunikasi yang
dilakasanakan, sehingga dapat menjadi pedoman tindakan selanjutnya. Informasi
tentang keberhasilan penerima dalam menerima pesan atau informasi yang
diperoleh sumber inilah yang disebut umpan balik.
Umpan balik dapat dibedakan menjadi dua
sesuai dengan keberadaan sumber dan penerima. Yang pertama, umpan balik segera
atau langsung (immediate feedback) nampak ketika melaksanakan komunikasi antar
pribadi atau tatap muka. Sumber dapat mengamati secara langsung reaksi atau
respon penerima terhadap dirinya pada saat komunikasi berlangsung. Sumber
selalu dapat merubah strategi komunikasinya berdasarkan pengamatannya yaitu
berupa umpan balik dari penerima. Perubahan strategi berupa merubah kecepatan
dalam menyampaikan pesan, pemilihan kata-kata atau lambang-lambang.
Umpan balik lainnya disebut umpan balik
tidak langsung atau tertunda (indirect atau delayed feedback). Umpan balik ini
dijumpai dalam komunikasi massa dimana sumber dan penerima tidak berada dalam
satu tempat yang sama dan berdekatan. Komunikasi masa dilaksanakan dengan media
massa, seperti radio, televisi, surat kabar, komputer, dan sebagainya.
Komunikasi ini sulit mendapatkan feedback. Mungkin diperoleh delayed feedback,
misalnya surat-surat yang ditulis pembaca.
DAFTAR REFERENSI
Asri Budiningsih. 2006. Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta:
FIP UNY
Deddy Mulyana. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rusdakarya